Jumlah Makrofag di Rongga Peritoneal Tikus Putih (Rattus novergicus wistar) Diingestikan Bakteri Salmonella typhi
Abstract
Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi akut sistemik yang disebabkan olah bakteri Salmonella typhi, di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan yang serius. Bakteri ini menginfeksi tubuh melalui oral menuju usus halus dan saluran cerna bagian atas, menembus sel epitel dengan sistem imunitas humoral mukosa usus dalam keadaan kurang baik maka akan terjadi infiltrasi oleh makrofag. Aktivasi makrofag diawali adanya kontak langsung dengan reseptor antigen atau partikel bakteri, makrofag berperan memfagositosis mikroba, hidup di berbagai jaringan diantaranya usus dan berada bebas didalam cairan peritoneum guna eliminasi bakteri serta berada di sepanjang kapiler. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan jumlah makrofag dirongga peritoneal tikus putih (Rattus novergicus wistar) pada kelompok negatif dan positif terinfeksi bakteri Salmonella typhi, Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan design penelitian posttest-only control design, dilakukan terhadap hewan coba tikus putih jantan sebanyak 16 ekor yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok negatif hanya diberi pakam standar 8 ekor dan kelompok positif diberikan bekteri salmonella typhi 108 CFU/ml 8 ekor. Sampel yang diambil adalah darah dan cairan peritoneal hewan coba digunakan untuk pemeriksaan identifikasi (kultur), uji Widal (Aglutinasi), dan hitung jumlah makrofag (Imunohistokimia), data diolah menggunakan uji Independen T test. Hasil penelitian membuktikan bahwa rata-rata jumlah makrofag kelompok negatif 8,0% dan positif 19,6%. Dari uji statistik adanya perbedaan yang bermakana secara signifikan antara kelompok negatif dan positif dengan p value 0,0002. Dapat disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan jumlah makrofag cairan peritonela tikus yang diingestikan bakteri Salmonella typhi, sehingga menimbulkan respon imun seluler pada tikus.
References
Andila Rosa (2017). "Pengaruh Gel Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Jumlah Leukosit Pada Tikus Diingestikan Kuman Salmonella typhi. Skripsi D.IV Teknologi Laboratorim, STIKes Perintis, Padang.
Batt, C.A & Tortorello, M.-L. 2014. Encyclopedia food microbiology II. USA: Elsivier
Brooks, G.F., Janet, S.B., Stephen A.M. 2005. Jawetz, Melnick and Adelbergs, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology) Buku I, Alih Bahasa oleh Mudihardi, E., Kuntaman, Wasito, E.B., Mertaniasih, N.M., Harsono, S., dan Alimsardjono, L. Jakarta : Salemba Medika. pp. 317-25, 358-60
Crump, J. A., Sjölund-Karlsson, M., Gordon, M. A., & Parry, C. M. (2015). Epidemiology, clinical presentation, laboratory diagnosis, antimicrobial resistance, and antimicrobial management of invasive Salmonella infections. Clinical Microbiology Reviews, 28(4), 901–937. https://doi.org/10.1128/CMR.00002-15
Davis, B. R. H., & Ph, D. (n.d.). Polysaccharide – The Magic Bullet.
Depkes RI. 2013. Sistematika Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid. Jakarta : Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan.
Ilham, I., Nugraha, J., & Purwanta, M. (2017). Deteksi IgM Anti Salmonella Enterica Serovar Typhi dengan Pemeriksaan Tubex TF dan Typhidot-M. Jurnal Biosains Pascasarjana, 19(2). https://doi.org/10.20473/BSN.V19I2.5703
John, J., Van Aart, C. J. C., & Grassly, N. C. (2016). The Burden of Typhoid and Paratyphoid in India: Systematic Review and Meta-analysis. PLoS Neglected Tropical Diseases, 10(4), 1–14. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0004616
Kemenkes RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta
, 2012. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid, Jakarta: Direktorat Jendral PP dan PL
Keusch, G. T. Salmonelosis. In K. J. Isselbacher, E. Braunwald, J. D. Wilson, J. B. Martin, A. S. Fauci, et al. (Eds.). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Ed. 13, Vol. 2, editor edisi bahasa Indonesia Ahmad H. Asdie. Jakarta: EGC. 1999. pp 755-758
Kusumawati, D .,2016. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Gajah Mada University press : Yogyakarta
Leeson C. R., Leeson T. S., Paparo Anthony A. 1996. Kulit dan Turunannya. Dalam: Yan Tambayong, Sugito Wonodirekso: Buku Ajar Histologi. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Lee TP, Stephen L, and Hoffman. Typhoid Fever. In: Stricland GT. Tropical Medicine and Emerging Infectioous Diseases. 8th Ed., Philadelphia, W.B Saunders Company, 2000; 471–483.
Masriadi, 2017. Epidemiologi penyakit menular Ed 1. Depok : PT Raja Grafindo Persada
Mulyanto. 2012. Mikrobiologi untuk mahasiswa keperawatan. Transinfo Media Jakarta
Pearch, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Pt Gramedia Pustaka utama.hlm.237-239
Priyoto, Tri Widiyastuti. 2014. Pengobatan Herbal Untuk Penyakit Ringan. Yokyakarta : Graha Ilmu
Radji Maksum. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Jakarta: EGC
Renowati, R., Enlita, E., & Wahyuni, F. (2019). The Effect of Aloe vera Gel on Widal Titer of Rats Ingested Salmonella typhi Bacteria. https://doi.org/10.4108/eai.13-11-2018.2283658
Soedarmo SSP., Garna H., & Hadinegoro SR. 2015. Buku ajara ilmu kesehatan anak : infeksi dan penyakit tropis . Jakarta : IDAL
St. Geme, J. W., & Rempe, K. A. (2018). Classification of Bacteria. In Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases. https://doi.org/10.1016/B978-0-323-40181-4.00114-6
Susanti, R., Yuniastuti, A., & Iswari, R. S. (2012). Aktivitas Reactive Oxygen Species Makrofag Akibat Stimulasi Gel Lidah Buaya Pada Infeksi Salmonella typhimurium. Jurnal MIPA, 35(1).
World Health Organisation. (2018). Typhoid vaccine: WHO position paper - March 2018. Weekly Epidemiological Record, 13(93), 153–172. www.who.int/immunization/position_papers/
Zulkoni A. 2010. Parasitologi. Yogyakarta : Medika